CCPHI memfasilitasi diskusi HIV & AIDS di Kutai Timur dengan tema “Program Pencegahan HIV yang Dikelola oleh Industri Pertambangan”
Company-Community Partnerships for Health in Indonesia (CCPHI) bekerja sama dengan Kaltim Prima Coal (KPC) dan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) melaksanakan forum diskusi HIV dan AIDS yang ke pertama di Recreation Hall Wisma Rayah, KPC, Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, pada hari Kamis, 27 Juni 2013. Diskusi ini dimoderatori oleh Kemal Soeriawidjaja dari CCPHI (www.ccphi.org) yang juga bertindak sebagai fasilitator.
Tema diskusi adalah Program Pencegahan HIV yang dikelola oleh Industri Pertambangan dengan nara sumber dari PT. Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT. Pertamina. Pertemuan dihadiri oleh 40 peserta yang mewakili perusahaan, penyedia pelayanan kesehatan, LSM, institusi pendidikan, asosiasi dan badan pemerintah.
KPC (www.kpc.co.id) adalah perusahaan pertambangan penghasil batubara yang beroperasi di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Sedangkan Pertamina (www.pertamina.com) adalah perusahaan milik Negara di bidang minyak, gas dan panas bumi.
Presentasi dari KPC disampaikan oleh Haryadi Wardono - Manager Occupational Health & Safety - yang menyampaikan berbagai kegiatan pencegahan HIV baik bagi karyawan maupun masyarakat di sekitar wilayah operasi perusahaan sejak tahun 2010 hingga 2013 seperti pelatihan bagi pendidik sebaya, distribusi informasi pencegahan bagi karyawan dan masyarakat serta memasukkan materi pencegahan HIV ke dalam kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perusahaan.
Penyaji ke dua, Hikmah Nursari, dari Medical Unit Pertamina memberikan pemaparan mengenai program pencegahan HIV & AIDS yang dikelola oleh Pertamina di lingkungan eksplorasi dan produksi Sangatta. Hikmah memaparkan pentingnya kerjasama semua pihak dalam melaksanakan program ini. Pertamina bekerja sama dengan Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Kutai Timur dalam pengadaan pamflet dan kondom gratis yang disediakan untuk pekerja dan pekarya. Jumlah yang terjangkau sejauh ini adalah 200 karyawan serta 60 orang yang menjalani pemeriksaan gratis.